Laman

PENGURUS INTI PDB BALI 2012










Semangat Buat Crew PDB Bali 2012 - 2013




TV Online

Minggu, 28 November 2010

Kerajaan Bedahulu

Kerajaan Bedahulu atau Bedulu adalah kerajaan kuno di pulau Bali pada abad ke-8 sampai abad ke-14, yang memiliki pusat kerajaan di sekitar Pejeng atau Bedulu, Kabupaten Gianyar, Bali. Diperkirakan kerajaan ini diperintah oleh raja-raja keturunan dinasti Warmadewa. Penguasa terakhir kerajaan Bedulu (Dalem Bedahulu) menentang ekspansi kerajaan Majapahit pada tahun 1343, yang dipimpin oleh Gajah Mada, namun berakhir dengan kekalahan Bedulu. Perlawanan Bedulu kemudian benar-benar padam setelah pemberontakan keturunan terakhirnya (Dalem Makambika) berhasil dikalahkan tahun 1347. Setelah itu Gajah Mada menempatkan seorang keturunan brahmana dari Jawa bernama Sri Kresna Kepakisan sebagai raja (Dalem) di pulau Bali. Keturunan dinasti Kepakisan inilah yang di kemudian hari menjadi raja-raja di beberapa kerajaan kecil di Pulau Bali. Adapun Raja-Raja yang pernah memerintah Bedulu adalah : 1. Sri Wira Dalem Kesari Warmadewa - (882-913) 2. Sri Ugrasena - (915-939) 3. Agni 4. Tabanendra Warmadewa 5. Candrabhaya Singa Warmadewa - (960-975) 6. Janasadhu Warmadewa 7. Sri Wijayamahadewi 8. Dharmodayana Warmadewa (Udayana) - (988-1011) 9. Gunapriya Dharmapatni (bersama Udayana) - (989-1001) 10. Sri Ajnadewi 11. Sri Marakata - (1022-1025) 12. Anak Wungsu - (1049-1077) 13. Sri Maharaja Sri Walaprabu - (1079-1088) 14. Sri Maharaja Sri Sakalendukirana - (1088-1098) 15. Sri Suradhipa - (1115-1119) 16. Sri Jayasakti - (1133-1150) 17. Ragajaya 18. Sri Maharaja Aji Jayapangus - (1178-1181) 19. Arjayadengjayaketana 20. Aji Ekajayalancana 21. Bhatara Guru Sri Adikuntiketana 22. Parameswara 23. Adidewalancana 24. Mahaguru Dharmottungga Warmadewa 25. Walajayakertaningrat (Sri Masula Masuli atau Dalem Buncing?) 26. Sri Astasura Ratna Bumi Banten (Dalem Bedahulu) - (1332-1343) 27. Dalem Tokawa (1343-1345) 28. Dalem Makambika (1345-1347) 29. Dalem Madura Sumber berita --->>> http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Bedahulu
»»  READMORE...

Jumat, 26 November 2010

Okokan Buka Parade Budaya Tabanan

(Sumber : Bali Post) Ratusan seniman asal Tabanan ikut memeriahkan HUT Tabanan ke-517 dalam acara parade budaya, Kamis (25/11) kemarin, di Taman Kota Tabanan. Parade ini selain bertujuan untuk memeriahkan HUT Tabanan, juga diharapkan mampu membangkitkan semangat para seniman yang ada di Tabanan. Selain itu, kegiatan tersebut juga dirangkai dengan pembukaan Pekan Olah Raga Kabupaten (Porkab) Tabanan tahun 2010. Menurut Ketua Panitia HUT ke-517 Tabanan, Ketut Nuryasa, melalui hari jadinya Tabanan ke-517, diharapkan mampu menjadi pembelajaran dan evaluasi di tahun mendatang untuk menjadi lebih baik. Pihaknya juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut menyukseskan HUT Kota Tabanan, baik spirit moral maupun material. Selain parade budaya, berbagai kegiatan juga telah dilaksanakan untuk memeriahkan HUT Tabanan, di antaranya uji emisi gas, lomba puisi, bursa pasar murah, bedah rumah, hingga pengobatan gratis kepada masyarakat. Dalam sambutannya Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, menyatakan ada tiga dasar pemikiran dalam melaksanakan HUT Tabanan, yakni tidak hanya sekadar seremonial, namun bagaimana dapat mengangkat potensi alam, budaya dan manusianya, sehingga merasa bangga lahir sebagai rakyat Tabanan. Selain itu, pemerintah juga ingin memberikan pelayanan lebih kepada masyarakat Tabanan dengan kegiatan-kegiatan sosial, serta ingin mengangkat rasa persatuan dan solidaritas kita sebagai rakyat Tabanan. ''Tidak ada yang tidak mungkin apabila kita mau bersatu dan berusaha, maka keberhasilan akan kita rasakan bersama. Seperti visi kami Serasi, yaitu keserasian dan keharmonisan menuju Tabanan yang sejahtera, aman dan berprestasi,'' ungkap Bupati Eka Wiryastuti. Bupati menambahkan, dalam HUT Tabanan kali ini, pemerintah dan masyarakat Tabanan telah memperoleh kado yang sangat istimewa, karena telah dirampungkannya peraturan daerah tentang HUT Tabanan, yang merupakan bukti tonggak sejarah atas lahirnya Kota Tabanan. Parade budaya Tabanan diikuti seniman dari 10 kecamatan se-Kabupaten Tabanan, dan juga dihadiri istri Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Ibu Ina Suharso Monoarfa. Ribuan masyarakat Tabanan pun tumpah ruah turun ke jalan untuk menyaksikan kebudayaan yang dimiliki Kabupaten Tabanan. Acara yang dimulai pukul 15.00, diawali penampilan panji-panji kebesaran Tabanan yakni ''Pusaka Tulup Empet'' yang merupakan pusaka dari Kerajaan Tabanan. Pada kesempatan tersebut ''Pusaka Tulup Empet'' tersebut mendapatkan penghormatan dari seluruh hadirin yang digenggam Raja Tabanan Ida Cokorda Anglurah Tabanan. Selanjutnya, berbagai kesenian ditampilkan masing-masing kecamatan, mulai dari okokan, gamelan jenggong, sekaa arja, selonding, tarian leko hingga kirab pusaka dari Puri Tabanan berpa keris dan tombak serta akulturasi budaya berupa kesenian rodhat dari budaya muslim, Candi Kuning. Namun, yang menarik dari semua kesenian yang ada, masing-masing duta menampilkan kebolehan sekaa gong kebyar wanitanya. Ini membuktikan bahwa dalam HUT Tabanan ini tidak ada perbedaan gender antara wanita dengan pria. Dalam kesempatan yang sama, Wabup Tabanan yang juga Ketua KONI Tabanan membuka secara resmi Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Tabanan 2010. Porkab Tabanan akan berlangsung dari 28 November hingga 4 Desember 2010, yang diikuti 782 Atlet serta 210 offisial dengan mempertandingan 14 cabang olahraga. (kmb)
»»  READMORE...

Kamis, 25 November 2010

Sejarah Pulau Bali

Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia.Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Sansekerta dari India pada 100 SM. Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali. Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah. Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang. Pada 20 November 1940, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir. Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia. Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia. Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.[5] Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini. Copy from : id.wikipedia.org/wiki/Bali
»»  READMORE...